Aksi Mahasiswa Kesehatan Masyrakat pada saat Hari Aids

Di depan mall Lembuswana Samarinda, Kaltim

Keluarga yang sehat adalah keluarga yang bahagia

Jagalah Kesehatan diri dan Keluarga

Olahraga membuat hidup lebih sehat

Budayakanlah hidup sehat dengan teratur berolahraga

Wikipedia

Hasil penelusuran

Minggu, 28 April 2013

Gatal-gatal, jangan anggap remeh, bisa jadi sangkadi!



Satu dari sepuluh umumnya penyakit mahasiswa, gatal-gatal masuk peringkat lima besar dalam daftar penyakit mahasiswa. WoOow,,,,gak keren banget! Kok mahasiswa garuk-garuk ya? Itukan seseuatu banget jika orang-orang intelektual seperti mahasiswa punya masalah dengan kebersihannya badannya. Dari hasil survey yang dilakukan dari sepuluh orang dalam satu asrama, ternyata Sembilan diantaranya pernah menderita gatal-gatal.
Warning!!! buat kalian para mahasiswa baru terutama yang jauh dari orang tua sehingga harus hidup mandiri tinggal di kos. Biasanya Para mahasiswa yang terbiasa hidup dimanja dirumah, seperti pakaian sudah ada yang nyuci, sudah ada yang nyetrika, makanan sudah ada yang masakan, kamar sudah ada yang bersihkan. Nggak pernah terbayang jika suata saat harus jauh dari orang tua dan harus hidup mandiri diliuar kota. Pertanyaannya  apakah kalian yang ingin kuliah diluar kota dan tinggal di kos sudah siap?? Siapa yang mencuci dan menyetrika baju saya?  siapa yang menyediakan makanan saya? Siapa yang membersihkan kamar saya? Jawabannya kalau bukan kita sendiri siapa lagi. Terkadang para mahasiswa tidak menyadari bahwa perilakunya berpengaruh besar terhadap kesehatannya. Perilaku yang kurang sehat sudah pasti akan menimbulkan masalah, dan itu otomatis akan berdampak pada kegiatan kuliah. Masalah mahasiswa biasanya berkutat pada masalah kebersihan dan makanan, bisa jadi karena mahasiswanya malas atau saking sibuknya mengurusi kuliah atau ikut kegiatan organisasi. Tetapi bagaimanapun juga perlu diperhatikan bahwa kesehatan mahasiswa adalah hal yng paling diutamakan.
Nah penyakit gatal-gatal ternyata hubungannya erat dengan kebersihan, baik kebersihan diri maupun lingkungan. Gejala gata-gatal merupakan akibat dari gangguan pada kulit yang disebabkan mikroorganisme. BIsa jadi karena virus, kutu, jamur, maupun bakteri, namun pada mahasiswa yang sering dijumpai adalah karena kutu dan jamur.
Yang akan saya bahas adalah sangkadi, SANGKADI!!!! Apa itu sangkadi?! Pernah dengar dengan nama SANGKADI?! Oke , kalu anda belum tahu sangkadi, saya akan memberitahu apa yang saya ketahui tentang sangkadi.  Sangkadi adalah penyakit kulit yang menyerang di sekitar selangkangan, penyakit ini disebabkan oleh bakteri.
Jika terkena sangkadi, maka sekitar selangkangan akan terasa sangat gatal sekali. Gatalnya sangat luar biasa, sehingga membuat tangan tidak terkontrol untuk menggaruk-garuk selangkangan. Wah!!!! BAHAYA!!! Karena sangkadinya dapat mudah menyebar luas di selangkangan jika digaruk-garuk. Memang jika digaruk, maka akan terasa lega, tapi itu malah makin parah. Sebaiknya jangan dilakukan.
Sangkadi sangat mudah menyebar luas. Jadi hati-hati. Penyebaran sangkadi bisa  melalui kontak dengan penderita sangkadi, misalnya menggunakan pakaian penderita sangkadi, maka anda akan terkena sangkadi juga.
Ciri-ciri sangkadi:
-          Terasa gatal di sekitar selangkangan
-          Warnanya kemerah-merahan, tapi lama-lama menghitam
-          Biasanya tangan akan menggaruk selangkangan tanpa sadar(biasanya saat tidur)
-          Penyakit ini mudah menyebar
 Menurut Patologinya penyakit ini bahasa ilimiahnya adalah Tinea Kruris. Tinea kruris yaitu infeksi jamur dermatofita di daerah inguinal, bokong, perut bagian bawah, perineum dan perianal. Penyakit ini hampir pernah dialami oleh setiap perempuan ataupun laki laki di seluruh dunia. Bahasa kedokterannya adalah tinea kruris (tinea cruris) yang artinya jamur selangkangan.Dalam bahasa Inggris disebut crotch itch,crotch rot atau jock rot. 
Penyakit ini terkadang sembuh sendiri dan menyisakan bekas luka berwarna hitam pada lipat paha.Namun biasanya kambuh kembali dan menimbulkan rasa gatal sehingga mengganggu aktifitas sehari hari.Selain itu,warna lipat paha yang kehitaman pada lipat paha umumnya tidak disukai oleh kaum perempuan.

Keluhan penyakit ini adalah gatal gatal,sering tidak disadari pada waktu tidur digaruk dan menimbulkan lecet sehinga timbul perih dan terkadang terinfeksi oleh bakteri. Terlihat pada daerah lipat paha suatu area yang menyerupai pulau atau kepulauan.Bagian tengahnya biasanya licin dan kering bersisik , pada bagian tepinya berbintik bintik dan berwarna kemerahan (bagian jamur yang aktif).

Penyebaran penyakit ini biasanya hanya pada daerah sekitar lipat paha saja seperti ke dareah perineum didekat anus,kearah daerah perut atau bahkan kedaerah paha bagian bawah. Pada keadaan yang ekstrim,penyebarannya dapat mencapai lipatan payudara sampai ke ketiak.

Penyebab tinea kruris adalah jamur. Setidaknya ada 4 jenis jamur yang biasanya menimbulkan penyakit ini yaitu,Trichophyton rubrum,Candida albicans,Trichophyton mentagrophytes dan Epidermophyton floccosum.

Faktor yang menyebabkan jamur ini tumbuh di daerah lipatan paha adalah faktor kelembaban.Daerah ini sangat lembab,apalagi bila sering lalai tidak mengganti pakaian dalam berhari hari maka jamur ini akan tumbuh semakin subur.
Pencegahan terkena penyakit ini adalah hidup bersih.Mandi teratur,pakaian disetrika,pakaian dalam diganti setiap hari dan satu hal penting lainnya adalah gunakanlah pakaian dalam yang mudah menyerap keringat,hindari pemakaian pakaian dalam yang berbahan nilon karena akan menyebabkan daerah lipat paha menjadi lebih lembab.

Pengobatan tinea kruris adalah dengan obat anti jamur .Sediaannya berupa krim atau tablet.

Pada lesi penyakit yang kecil,dapat digunakan krim anti jamur setiap habis mandi. Pada lesi yang luas sebaiknya menggunakan cara kombinasi dimana krim dioleskan pada lesi yang terlihat sedangkan tablet untuk menjangkau lesi lesi yang tidak terlihat. Ada baiknya bila sedang mengobati,seluruh pakaian dalam bawah direbus,atau direndam dengan cairan antiseptik seperti lysol (nama dagang),kalau perlu diganti baru semua. Walaupun tampak sepele,sebaiknya pengobatan dilakukan atas panduan dokter mengingat ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan tinea kruris selain yang disebutkan diatas, seperti misalnya penyakit gula (diabetes melitus).

Tinea kruris dapat tumbuh lebih subur di lipat paha penderita diabetes melitus. Tidak ada artinya mengobati tinea kruris bila kadar gula dalam darah tidak terkontrol.Selalu konsultasikan setiap keluhan dengan dokter anda.

Tip sehat bebas jamur : Hidup bersih ; mandi setiap hari,ganti pakaian setiap hari,pakaian disetrika.Bila sudah hidup bersih tetapi timbul tinea kruris yang hebat maka konsul dengan dokter,periksa kadar gula darah,waspadai diabetes melitus



~Selayang Pandang~ Fakultas Kesehatan Masyarakat

<![]-->

FKM???


Kita dengan bangganya menyandang gelar seorang mahasiswa yang notabene masyarakat intelektual, yang memiliki tugas sebagai agen of change dan agent of social control , namun masyarakat tidak mengenaljavascript:; spesifikasi jurusannya. Sehingga banyak masyarakat yang menganggap tugas Sarjana Kesehatan Masyarakat itu tidak JELAS.


Lantas apa sebenarnya tugas dari Sarjana Kesehatan Masyarakat itu?

FKM atau secara internasional dikenal dengan Public Health Faculty adalah fakultas yang melahirkan tenaga kesehatan yang bekerja dalam bidang promosi kesehatan dan pencegahan penyakit (promotion and preventif) .  Secara sederhananya seorang sarjana kesehatan lah yang bertugas dan bertanggung jawab  agar masyarakat tidak sakit melalui promosi kesehatan yang menyampaikan pesan-pesan bagaimana cara agar masyarakat MAU dan MAMPU untuk meningkatkan derajat kesehatannya sendiri.
Bagaimana caranya?
Di FKM sendiri terdiri dari 8 peminatan. Peminatan disini seperti konsentrasi atau pembagian jurusan lebih spesifik lagi.
a.   Administrasi Kebijakan Kesehatan : Spesifikasi analisa kebijakan kebijakan yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat, dan pelayanan publik pada dunia kesehatan.
b. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku : Spesifikasi untuk merencanakan program, merencanakan pendidikan kesehatan dan mempromosikan program program dan cara-cara untuk meningkatkan derajat kesehatan. Dan juga mengidentifikasi perilaku masyarakat.
c.   Epidemiologi : spesifikasi bagaimana terjadinya penyakit dan pemutusan rantai penularan dan kejadian penyakit serta kasus kasus penyakit.
d.     Kesehatan Lingkungan: spesifikasi pada pencemaran tanah air udara dan penanggulangannya
e.   Kesehatan Reproduksi : spesifikasi pada penyehatan reproduksi baik wanita dan pria, serta kesehatan kandungan, ibu hamil, dan bayi.
f.       Rekam Medis : pada data data kesehatan.
g.  Kesehatan dan Keselamatan Kerja : Spesifikasi Kesehatan dan keselamatan masyarakat pekerja bik sektor informan maupun formal.
h.      Gizi : spesifikasi gizi masyarakat.
Namun di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember yang aku sekarang sebagai salah satu mahasiswi di sana mempunyai 7 peminatan. Jadi di fakultasku yang belum ada adalah peminatan Reka Medis. Di FKM Universitas Jember waktu peminatannya adalah pada semester 6. Aku sendiri sekarang sudah di semester 6 dan masuk dalam peminatan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku (PKIP).
Jadi secara substansi dan kerja, seorang SKM akan sangat berbeda dengan dokter yang lebih bekerja pada bagian kuratif (pengobatan) di dunia kesehatan. Sedangkan seorang perawat bekerja dalam bidang rehabilitatif yaitu penyembuhan
Saat ini sarjana kesehatan masyarakat sangat banyak dibutuhkan setelah disadari bahwa dari seluruh masyarakat. jumlah orang sakit hanya sekitar 15-20%. sisanya sekitar 85-80% lagi merupakan orang sehat. yang jika tidak dijaga kesehatannya akan sakit juga. Jadi SKM harus mampu mengajak masyarakat 85-80% tadi untuk menjaga kesehatannya, yang dimulai dengan personal higiene nya terlebih dahulu. kemudian menyehatkan sekitarnya sehingga meminimalisir penularan penyakit dan kejadian penyakit.
Jadi sekali lagi. SKM itu berbeda dengan dokter dan perawat.

Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat

Posted: November 20, 2009 in kesehatan masyarakat
1

Ruang lingkup kesehatan masyarakat dapat dilihat dari 2 (dua) disiplin keilmuan, yakni bio-medis dan social sciences. Tetapi dalam perkembangannya Ilmu Kesehatan Masyarakatpun berkembang, sehingga sampai saat ini disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat antara lain :

a. Ilmu biologi

b. Ilmu kedokteran
c. Ilmu kimia
d. Fisika
e. Ilmu Lingkungan
f. Sosiologi
g. Antropologi
h. Psikologi
i. Ilmu pendidikan
Keberagaman ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat menjadikan Ilmu Kesehatan Masyarakat itu menjadi ilmu yang multidisiplin.
Secara luas, disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan masyarakat, atau sering disebut sebagai pilar utama Ilmu Kesehatan Masyarakat ini antara lain :
1. Epidemiologi.
2. Biostatistik/Statistik Kesehatan.
3. Kesehatan Lingkungan.
4. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
5. Administrasi Kesehatan Masyarakat.
6. Gizi Masyarakat.
7. Kesehatan Kerja.
Mengingat masalah kesehatan masyarakat adalah multikausal, maka pemecahanya harus secara multidisiplin, dengan pengembangan dan pendekatan beberapa aspek. Dengan beberapa aspek yang luas tadi, maka cakupan kegiatan baik langsung maupun tidak untuk mencegah penyakit (preventif), meningkatkan kesehatan (promotif), terapi (terapi fisik, mental, dan sosial) atau kuratif, maupun pemulihan (rehabilitatif) kesehatan (fisik, mental, sosial) adalah bentuk-bentuk upaya kesehatan masyarakat.
Secara garis besar, upaya kesehatan yang dapat dikategorikan sebagai penerapan ilmu kesehatan masyarakat antara lain sebagai berikut :
a. Pemberantasan penyakit, baik menular maupun tidak menular.
b. Perbaikan sanitasi lingkungan
c. Perbaikan lingkungan pemukiman
d. Pemberantasan Vektor
e. Pendidikan (penyuluhan) kesehatan masyarakat
f. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
g. Pembinaan gizi masyarakat
h. Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum
i. Pengawasan Obat dan Minuman
j. Pembinaan Peran Serta Masyarakat 


” Dimana kuliah nak ?”
” Di Universitas itu buk..”
” Jurusan apa?”
“Kesehatan Masyarakat buk..”
” Ooh… dokter “
“bukan – bukan..”
“Perawat..??”
” bukan – bukan..”
” Jadi..??”
Nah, pertanyaan di atas pernah saya alami beberapa kali ketika masih berstatus sebagai mahasiswa baru pada jurusan yang sama di sebuah universitas negeri. Bahkan samapai sekarang pun pertanyaan serupa itu masih saya temui dari orang – orang yang di sekitar. Lalu apa yang mau saya jawab ? Tentunya sebagai orang yang sedang mendalami Ilmu Kesehatan Masyarakat, saya akan menjelaskannya sesuai dengan kemampuan si penanya. Yah, hitung – hitung latihan untuk nanti ketika berhadapan dengan masyarakat dengan segala keunikannya.



Buat teman – teman yang masih penasaran dengan si “Kesehatan Masyarakat” ini, ataupun buat adik – adik yang hendak melanjutukan pendidikan ke PT dan menjadikan “Ilmu Kesehatan Masyarakat” sebagai salah satu pertimbangan , di sini saya akan berbagi secara ringkas tentang ” Apa itu Kesehatan Masyarakat”
Ilmu kesehatan masyarakat (Public Health dalam Bahasa Inggris), didefinisikan oleh Professor Winslow dari Yale University sebagai ilmu dan Seni : mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan, melalui “Usaha-usaha Pengorganisasian masyarakat “ untuk : (Notoatmodjo ,2003 dalam wikipedia)
  1. Perbaikan sanitasi lingkungan
  2. Pemberantasan penyakit – penyakit menular
  3. Pendidikan untuk kebersihan perorangan
  4. Pengorganisasian layanan – layanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan perawatan
  5. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya.
Ilmu kesehatan masyarakat  pada hakikatnya merupakan ilmu yang terdiri dari berbagai macam disiplin ilmu seperti biologi, fisika, kimia, kedokteran, lingkungan, sosiologi, psikologi, antropologi, ekonomi, administrasi, pendidikan dan lain – lain. Namun secara garis besar, disiplin ilmu yang menopang berdirinya kesehatan masyarakat sebagai ilmu atau yang lebih dikenal sebagai  8 pilar kesehatan masyarakat antara lain :
  1. Administrasi Kesehatan Masyarakat.
  2. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
  3. Biostatistika/Statistik Kesehatan.
  4. Kesehatan Lingkungan.
  5. Gizi Masyarakat.
  6. Kesehatan Kerja.
  7. Epidemiologi.
  8. Kesehatan reproduksi.
Mengapa ilmu kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang multi disipliner, karena memang pada dasarnya Masalah Kesehatan Masyarakat bersifat multikausal, maka pemecahanya harus secara multidisiplin. Oleh karena itu, kesehatan masyarakat sebagai seni atau prakteknya mempunyai bentangan yang luas. Semua kegiatan baik langsung maupun tidak untuk mencegah penyakit (preventif), meningkatkan kesehatan (promotif), terapi (terapi fisik, mental, dan sosial) atau kuratif, maupun pemulihan (rehabilitatif) kesehatan (fisik, mental, sosial) adalah upaya kesehatan masyarakat. (Notoatmodjo, 2003 dalam wikipedia)
Adapun upaya – upaya yang termasuk kedalam ranah garapan seorang ahli kesehatan masyarakat antara lain :
  1. Pemberantasan penyakit menular dan tidak menular.
  2. Pemberantasan vektor.
  3. Perbaikan sanitasi lingkungan
  4. Perbaikan gizi masyarakat.
  5. Pendidikan kesehatan masyarakat.
  6. Pelayanan kesehatan ibu dan anak.
  7. Pengawasan sanitasi tempat umum.
  8. Mengelola program dan pelayanan kesehatan.
  9. Pengawasan makanan, minuman, dan obat.
  10. Membina kesehatan pekerja dan tempat kerja.
  11. Mengadvokasi kebijakan berwawasan kesehatan.
  12. Megelola data – data kesehatan.
  13. Melakukan surveilans epidemiologi.
  14. Mengorganisasikan dan memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu melakukan hidup sehat.
  15. dan masih banyak lagi kegiatan – kegiatan yang beraa dibawah ruang lingkup kesehatan masyarakat.

Kesehatan Masyarakat di dalam Institusi Pendidikan Tinggi.
Ilmu kesehatan masyarakat di dalam perguruan tinggi dijadikan sebagai salah satu progrem studi. Di beberapa universitas bahkan telah menjadi sebuah fakultas, yakni Fakultas Kesehatan Masyarakat atau yang lebih dikenal dengan FKM.
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat pertama kali dibentuk di Universitas Indonesia (UI).
Gagasan awal pendirian FKM-UI dicetuskan pertama kali oleh Dokter Mochtar yang menjabat sebagai Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Pencegahan FK-UI yang kemudian dilanjutkan oleh dokter Sajono Sumodidjojo pada tahun 1964 dengan mengajukan usulan proyek kepada Rektor Universitas Indonesia, Dekan FKUI dan Perwakilan WHO di Indonesia.
Dengan Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan nomor 26 tahun 1965 tanggal 26 Februari 1965 diputuskan bahwa Fakultas Kesehatan Masyarakat dibentuk di bawah naungan Universitas Indonesia. Pada tanggal13 Maret 1965 Panitia Persiapan Pembentukan FKMUI terbentuk yang anggotanya terdiri dari wakil-wakil FKUI, Departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan Departemen Tenaga Kerja. Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan No. 153/1965 yang memperbaiki SK yang terdahulu, menetapkan tanggal berdirinya FKMUI, yaitu 1 Juli 1965.
Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan no.5581/SEKRET/BUP/65 memutuskan dan menunjuk dokter Sajono Sumodidjojo sebagai dekan pertamanya (Wikipedia).
Setelah terbentuknya FKM-UI, beberapa universitas negeri yang lainnya juga ikut memrintis berdirinya FKM seperti Universitas Airlannga, Universitas Diponogero, Universitas Hasnuddin, dan Universitas Sumatera Utara. Hingga saat ini program studi maupun Fakultas Kesehatan Masyarakat mulai berkembang di universitas negeri lainnya maupun swasta.
Lulusan dari program studi ini nantinya akan bergelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM). Adapaun peminatan atau konsentrasi yang ditawarkan pada program sarjana antara lain “
  1. Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK)
  2. Biostatistika
  3. Epidemiologi
  4. Gizi Kesehatan Masyarakat
  5. Kesehatan Lingkungan
  6. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku (PKIP)
  7. Kesehatan Reproduksi
  8. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Di Universitas Indonesia, peminatan ini dibagi lagi dalam ranah yang lebih spesifik. Departemen AKK di FKM-UI dibagi menjadi beberapa peminatan yakni, Manajemen Asuransi Kesehatan, Manajemen Pelayanan Kesehatan, dan Manajemen Rumah Sakit. Sedangkan departemen Biostatistika menyediakan peminatan Manajemen Informasi Kesehatan dan Informatika Kesehatan.
Untung jenjang magister, peminatan yang dibuka lebih bervariasi lagi sesuai dengan minat dan kebutuhan kita. Gelar yang dipakai untuk Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat secara umum adalah Magister Kesehatan (M.Kes) atau Magister Kesehatan Masyarakat (M.K.M). Namun ada juga program magister kesehatan masyarakat yang sudah memiliki gelar spesifik. Sebagai contoh untuk program magister di FKM-UI seperti Epidemiologi (gelar M.Epid), Keselamatan dan Kesehatan Kerja (M.KKK), Administrasi Rumah Sakit (gelar M.A.R.S).
Kesehatan Masyarakat sebagai Profesi
Dengan beragamnya konsentrasi dan disiplin ilmu kesehatan masyarakat, maka profesi kesehatan tidak hanya sebatas ilmu kesehatan masyarakat itu sendiri, namun berkembang sesuai peminatan yang dipilih dan bidang yang ditekuni. Profesi – profesi/ jabatan dalam ranah Ilmu kesehatan Masyarakat antara lain :
  1. Penyuluh Kesehatan
  2. Sanitarian
  3. Epidemiolog Kesehatan
  4. Entomolog Kesehatan
  5. Mikrobiolog Kesehatan
  6. Ahli statistik Kesehatan
  7. Ahli Gizi Masyarakat
  8. Health and Safety Officer (HSO)/ Petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
  9. Administrator Kesehatan.
  10. dan jabatan lainnya yang berada dalam tatanan kesehatan maupun non-kesehatan.

Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat

1. kepet 2. Biostatistik
3. Kesehatan Lingkungan
4. Pendidikan Kesehatan dan Perilaku
5. Administrasi Kesehatan Masyarakat
6. Gizi Masyarakat
7. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
8. Kesehatan Reproduksi masyarakat


Seputar Kesehatan


MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT DI INDONESIA
(dr. Nengah Adnyana Oka M., M.Kes.)

Sehat merupakan kondisi optimal fisik, mental dan sosial seseorang sehingga dapat memiliki produktivitas, bukan hanya terbebas dari bibit penyakit. Kondisi sehat dapat dilihat dari dimensi produksi dan dimensi konsumsi. Dimensi produksi memandang keadaan sehat sebagai salah satu modal produksi atau prakondisi yang dibutuhkan seseorang sehingga dapat beraktivitas yang produktif.Dimensi konsumsi menjelaskan manfaat sehat sebagai kondisi yang dibutuhkan setiap manusia untuk dinikmati sehingga perlu disyukuri. Dimensi ini melahirkan pemahaman upaya manusia untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan agar terhindar dari penyakit dan masalah kesehatan. Usaha-usaha preventif dan promotif seperti gizi, sanitasi, konseling genetika, asuransi, estetika termasuk di dalamnya.
            Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup, mempromosikan kesehatan dan efisiensi dengan menggerakkan potensi seluruh masyarakat. Konsep kesehatan masyarakat berkaitan dengan perubahan perilaku sehat akan lebih terbentuk dan bertahan lama bila dilandasi kesadaran sendiri (internalisasi) sehingga konsep upaya sehat dari, oleh dan untuk masyarakat sangat tepat diterapkan.
 Peranan petugas kesehatan sebagai stimulator melalui promosi kesehatan dilakukan dengan memberikan pelatihan. Kegiatan diwujudkan melalui rangkaian pelatihan mengidentifikasi masalah kesehatan dengan mengenalkan masalah kesehatan dan penyakit yang banyak terjadi dalam lingkungan mereka dilanjutkan Survey Mawas Diri (SMD) dan aplikasi upaya mengatasi yang disepakati masyarakat berupa Musyawarah Masyarakat Desa (MMD). Harapan pemerintah agar upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dapat lebih cepat dan lebih awet karena masyarakat mampu mandiri untuk sehat.
            Tanpa pemahaman terhadap penyakit dan masalaah kesehatan masyarakat oleh petugas kesehatan maka tidak akan memiliki dasar pemahaman yang kuat. Implikasinya akan terjadi     semakin jauh kesenjangan pemahaman konsep penyakit dan masalah kesehatan antara petugas kesehatan dan masyarakat sehingga gagal dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Masalah Kesehatan Masyarakat
            Untuk memahami masalah kesehatan yang sering ditemukan di Indonesia perlu dibagi menjadi beberapa kelompok, antara lain masalah perilaku kesehatan, lingkungan, genetik dan pelayanan kesehatan yang akan menimbulkan berbagai masalah lanjutan seperti masalah kesehatan ibu dan anak, masalah gizi dan penyakit-penyakit baik menular maupun tidak menular. Masalah kesehatan tersebut dapat terjadi pada masyarakat secara umum atau komunitas tertentu seperti kelompok rawan (bayi, balita dan ibu), kelompok lanjut usia dan kelompok pekerja.
  1. Masalah Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan bila mengacu pada penelitian Hendrik L. Blum di Amerika Serikat  memiliki urutan kedua faktor yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat setelah faktor lingkungan. Di Indonesia diduga faktor perilaku justru menjadi faktor utama masalah kesehatan sebagai akibat masih rendah pengetahuan kesehatan dan faktor kemiskinan. Kondisi tersebut mungkin terkait tingkat pendidikan yang mempengaruhi pengetahuan masyarakat untuk berperilaku sehat. Terbentuknya perilaku diawali respon terhadap stimulus pada domain kognitif berupa pengetahuan terhadap obyek tersebut, selanjutnya menimbulkan respon batin (afektif) yaitu sikap terhadap obyek tersebut. Respon tindakan (perilaku) dapat timbul setelah respon pengetahuan dan sikap yang searah (sinkron) atau langsung tanpa didasari kedua respon di atas. Jenis perilaku ini cenderung tidak bertahan lama karena terbentuk tanda pemahaman manfaat berperilaku tertentu.
Proses terbentuknya sebuah perilaku yang diawali pengetahuan membutuhkan sumber pengetahuan dan diperoleh dari pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada sasaran sehingga pengetahuan sasaran terhadap sesuatu masalah meningkat dengan harapan sasaran dapat berperilaku sehat.
Sikap setuju terhadap suatu perilaku sehat dapat terbentuk bila pengetahuan yang mendasari perilaku diperkuat dengan bukti manfaat karena perilaku seseorang dilandasi motif. Bila seseorang dapat menemukan manfaat dari berperilaku sehat yang diharapkan oleh petugas kesehatan maka terbentuklah sikap yang mendukung.
Perilaku sendiri menurut Lawrence Green dilatarbelakangi 3 faktor pokok yaitu faktor predisposisi (predisposing factors), faktor pendukung (enabling factors) dan faktor penguat (reinforcing factors). Oleh sebab tersebut maka perubahan perilaku melalui pendidikan kesehatan perlu melakukan intervensi terhadap ketiga faktor tersebut di atas sehingga masyarakat memiliki perilaku yang sesuai nilai-nilai kesehatan (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).

  1. Masalah Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan merupakan keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terbentuknya derajat kesehatan masyarakat yang optimum pula. Masalah kesehatan lingkungan meliputi penyehatan lingkungan pemukiman, penyediaan air bersih, pengelolaan limbah dan sampah serta pengelolaan tempat-tempat umum dan pengolahan makanan.
  1. Penyehatan lingkungan pemukiman
Lingkungan pemukiman secara khusus adalah rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Pertumbuhan penduduk yang tidak diikuti pertambahan luas tanah cenderung menimbulkan masalah kepadatan populasi dan lingkungan tempat tinggal yang menyebabkan berbagai penyakit serta masalah kesehatan. Rumah sehat sebagai prasyarat berperilaku sehat memiliki kriteria yang sulit dapat dipenuhi akibat kepadatan populasi yang tidak diimbangi ketersediaan lahan perumahan. Kriteria tersebut antara lain luas bangunan rumah minimal 2,5 m2 per penghuni, fasilitas air bersih yang cukup, pembuangan tinja, pembuangan sampah dan limbah, fasilitas dapur dan  ruang berkumpul keluarga serta gudang dan kandang ternak untuk rumah pedesaan.

  1. Penyediaan air bersih
Kebutuhan air bersih terutama meliputi air minum, mandi, memasak dan mencuci. Air minum yang dikonsumsi harus memenuhi syarat minimal sebagai air yang dikonsumsi. Syarat air minum yang sehat antara lain syarat fisik, syarat bakteriologis dan syarat kimia. Air minum sehat memiliki karakteristik tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, suhu di bawah suhu udara sekitar (syarat fisik), bebas dari bakteri patogen (syarat bakteriologis) dan mengandung zat-zat tertentu dalam jumlah yang dipersyaratkan (syarat kimia). Di Indonesia sumber-sumber air minum dapat dari air hujan, air sungai, air danau, mata air, air sumur dangkal dan air sumur dalam. Sumber-sumber air tersebut memiliki karakteristik masing-masing yang membutuhkan pengolahan sederhana sampai modern agar layak diminum.
  1. Pengelolaan limbah dan sampah
Limbah merupakan hasil buangan baik manusia (kotoran), rumah tangga, industri atau tempat-tempat umum lainnya. Sampah merupakan bahan atau benda padat yang dibuang karena sudah tidak digunakan dalam kegiatan manusia. Pengelolaan limbah dan sampah  yang tidak tepat akan menimbulkan polusi terhadap kesehatan lingkungan.
Pengelolaan sampah meliputi sampah organik, anorganik serta bahan berbahaya, memiliki 2 tahap pengelolaan yaitu pengumpulan dan pengangkutan sampah serta pemusnahan dan pengolahan sampah.
Pengelolaan limbah ditujukan untuk menghindarkan pencemaran air dan tanah sehingga pengolahan limbah harus menghasilkan limbah yang tidah berbahaya. Syarat pengolahan limbah cair meliputi syarat fisik, bakteriologis dan kimia. Pengolahan air limbah dilakukan secara sederhana dan modern. Secara sederhana pengolahan air limbah dapat dilakukan dengan pengenceran (dilusi), kolam oksidasi dan irigasi, sedangkan secara modern menggunakan Sarana atau Instalasi Pengolahan Air Limbah (SPAL/IPAL).
  1. Pengelolaan tempat-tempat umum dan pengolahan makanan
Pengelolaan tempat-tempat umum meliputi tempat ibadah, sekolah, pasar dan lain-lain sedangkan pengolahan makanan meliputi tempat pengolahan makanan (pabrik atau industri makanan) dan tempat penjualan makanan (toko, warung makan, kantin, restoran, cafe, dll). Kegiatan berupa pemeriksaan syarat bangunan, ketersediaan air bersih serta pengolahan limbah dan sampah.
  1.  Masalah Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan yang bermutu akan menghasilkan derajat kesehatan optimal. Tercapainya pelayanan kesehatan yang sesuai standar membutuhkan syarat ketersediaan sumber daya dan prosedur pelayanan.
Ketersediaan sumber daya yang akan menunjang perilaku sehat masyarakat untuk memanfaat pelayanan kesehatan baik negeri atau swasta membutuhkan prasyarat sumber daya manusia (petugas kesehatan yang profesional), sumber daya sarana dan prasarana (bangunan dan sarana pendukung) seta sumber daya dana (pembiayaan kesehatan).

  1. Petugas kesehatan yang profesional
Pelaksanan pelayanan kesehatan meliputi tenaga medis, paramedis keperawatan, paramedis non keperawatan dan non medis (administrasi). Profesionalitas tenaga kesehatan yang memberi pelayanan kesehatan ditunjukkan dengan kompetensi dan taat prosedur.
  1. Sarana bangunan dan pendukung
Keterbatasan sarana dan prasarana pendukung pelayanan kesehatan saat ini diatasi dengan konsep Desa Siaga yaitu konsep memandirikan masyarakat untuk sehat. Sayangnya kondisi tersebut tidak didukung sepenuhnya oleh masyarakat karena lebih dominannya perilaku sakit. Pemerintah sendiri selain dana APBN dan APBD, melalui program Bantuan Operasional Kegiatan (BOK) Puskesmas dan program pengembangan sarana pelayanan kesehatan rujukan telah banyak meningkatkan mutu sarana dan prasarana pelayanan kesehatan di Indonesia.
  1. Pembiayaan kesehatan
Faktor pembiayaan seringkali menjadi penghambat masyarakat mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas. Faktor yang merupakan faktor pendukung (enabling factors) masyarakat untuk berperilaku sehat telah dilakukan di Indonesia melalui asuransi kesehatan maupun dana pendamping. Sebut saja asuransi kesehatan untuk pegawai negeri sipil (PT. Askes), polisi dan tentara (PT. Asabri), pekerja sektor industri (PT. Jamsostek), masyarakat miskin (Jamkesmas Program Keluarga Harapan), masyarakat tidak mampu (Jamkesda) bahkan masyarakat umum (Jampersal dan asuransi perorangan). Namun tetap saja masalah pembiayaan kesehatan menjadi kendala dalam mencapai pelayanan kesehatan yang bermutu terkait kesadaran masyarakat berperilaku sehat. Perilaku sakit masih dominan sehingga upaya kuratif yang membutuhkan biaya besar cenderung menyebabkan dana tidak tercukupi atau habis di tengah jalan. Karena itu diperlukan perubahan paradigma masyarakat menjadi Paradigma Sehat melalui Pendidikan Kesehatan oleh petugas kesehatan secara terus menerus.

  1. Masalah Genetik
Beberapa masalah kesehatan dan penyakit yang disebabkan oleh faktor genetik tidak hanya penyakit keturunan seperti hemophilia, Diabetes Mellitus, infertilitas dan lain-lain tetapi juga masalah sosial seperti keretakan rumah tangga sampai perceraian, kemiskinan dan kejahatan. Masalah kesehatan dan penyakit yang timbul akibat faktor genetik lebih banyak disebabkan kurang paham terhadap penyebab genetik, disamping sikap penolakan karena faktor kepercayaan. Agar masyarakat dapat berperilaku genetik yang sehat diperlukan intervensi pendidikan kesehatan disertai upaya pendekatan kepada pengambil keputusan (tokoh agama, tokoh masyarakat dan penguasa wilayah). Intervensi berupa pendidikan kesehatan melalui konseling genetik, penyuluhan usia reproduksi, persiapan pranikah dan pentingnya pemeriksaan genetik dapat mengurangi resiko munculnya penyakit atau masalah kesehatan pada keturunannya.
SIMPULAN
Kesehatan masyarakat memiliki tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan menggerakkan seluruh potensi masyarakat. Dapat diartikan bahwa perilaku sehat masyarakat harus ditingkatkan dan dipelihara oleh petugas kesehatan. Kondisi masalah kesehatan di Indonesia sebagian besar terkait perilaku masyarakat dan petugas kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung menuju perilaku hidup sehat. Upaya merubah perilaku masyarakat menjadi perilaku sehat dapat dilakukan dengan pendidikan kesehatan atau secara khusus promosi kesehatan. Atas dasar keadaan tersebut maka wajib bagi petugas kesehatan memiliki kompetensi melakukan promosi kesehatan

Diberdayakan oleh Blogger.