Aksi Mahasiswa Kesehatan Masyrakat pada saat Hari Aids

Di depan mall Lembuswana Samarinda, Kaltim

Keluarga yang sehat adalah keluarga yang bahagia

Jagalah Kesehatan diri dan Keluarga

Olahraga membuat hidup lebih sehat

Budayakanlah hidup sehat dengan teratur berolahraga

Wikipedia

Hasil penelusuran

Senin, 02 September 2013

KENALI GEJALA AWAL STROKE


Hingga 40% pasien stroke tidak dapat mengindentifikasi gejala awal yang menyerang tubuh mereka atau mengenali faktor risiko yang sebenarnya bisa menyelamatkan nyawa. Di Amerika Serikat, stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga. Setiap tiga menit, seseorang meninggal dunia karena stroke. Sementara kejadian stroke terjadi setiap 45 detik. Berarti 750.000 kejadian stroke per tahun, menurut Neurolog dari Rush University Medical Center, Dr Sayona John seperti dilansir dalam news.medill.northwestern.edu. “Sayangnya kewaspadaan publik terhadap stroke sangat rendah. Pengetahuan tentang ini bahkan lebih rendah pada orang berusia lanjut, terutama kaum wanita dan minoritas. Mereka tidak memahami tindakan yang perlu dilakukan ketika seseorang mengalami stroke,” ujarnya. Stroke dapat muncul dalam berbagai bentuk. Stroke ischemic disebabkan penyumbatan pembuluh darah. Sementara itu serangan hemorrhagic disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah. Gejala-gejala yang perlu diperhatikan dari stroke adalah lumpuh mendadak, wajah tampak turun di salah satu sisi, kesulitan berbicara, kebutaan, mati rasa, pandangan kabur, tampak gerakan yang tidak nyata, kesulitan untuk seimbang hingga hilang kesadaran. “Seiring dengan pertambahan usia, risiko seseorang untuk terkena stroke semakin tinggi. Pria lebih berisiko terkena stroke dibandingkan wanita,” jelas Sayona. Sementara itu, Neurolog dari Rush University Medical Center Dr Richard E. Temes mengatakan, stroke sangat mungkin terjadi kapan saja. Yang perlu diingat adalah stroke sangat mungkin dicegah. Salah satu penanda yang paling mudah dikenali saat seseorang akan terkena stroke adalah penyumbatan pembuluh darah sementara atau disebut transient ischemic attack (TIA). Sekitar 15%-20% dari pasien yang mengalami stroke terlebih dulu mengalami TIA. “Gejala-gejalnya sama dengan saat seseorang mengalami stroke, hanya saja tidak berlangsung lama,” terangnya. Saat seseorang sadar dia mengalami TIA, lanjut Richard, maka sebaiknya mencari pertolongan medis secepatnya untuk mencegah serangan stroke yang sebenarnya. Faktor risiko yang mempertinggi kemungkinan stroke sangat mungkin dikontrol seperti tekanan darah tinggi, kebiasaan merokok, kolesterol tinggi dan obesitas, perubahan detak jantung, diabetes dan berbagai penyakit lainnya. “Anda bisa berhenti merokok, mencoba pengobatan dan mengontrol pola makan. Namun yang paling penting adalah mencoba mengatur tekanan darah Anda,” tutur Sayona. Untuk pengobatan darurat pada saat stroke dapat digunakan sejenis obat yang disebut tPA yang dimasukkan melalui urat. “Anda akan pulih 60-70 & lebih cepat jika saat terjadi stroke diberikan pengobatan itu,” ujar Sayona. Namun, tPA juga hanya efektif jika diberikan pada tiga jam pertama terjadi stroke. Jika diberikan setelah itu, justru obat tersebut dapat meningkatkan risiko pendarahan otak. Jika pasien sampai di rumah sakit sekitar enam hingga delapan jam setelah terjadinya stroke, pengobatan masih dapat dilakukan melalui kateter melalui pembuluh darah dan pembekuan pada otak. “Sangat penting untuk mengetahui tanda serta gejala stroke dan membawa orang yang terkena stroke ke ruang gawat darurat sesegera mungkin,” tegasnya.

Selasa, 21 Mei 2013

Efek Radiasi HP Bagi Kesehatan

Di zaman yang canggih dan penuh dengan teknologi ini, hampir setiap orang memiliki telepon seluler alias ponsel atau HP, dan hingga kini penggunaan HP terus meningkat pesat. Pada masyarakat modern, HP sudah menjadi sebuah kebutuhan primer, ibarat makanan dan minuman. Namun tak banyak yang mengerti, ternyata penggunaan HP itu sendiri menimbulkan radiasi yang cukup berbahaya bagi kesehatan tubuh dan lingkungan.

Dr. Eka Putra Setiawan, Sp.T.H.T dari bagian Divisi Otologi RS Sanglah mengatakan telepon gengam diciptakan untuk memudahkan manusia berkomunikasi. Namun, kata lelaki kelahiran 15 Juni 1961 ini, banyak efek samping dari penggunaan handphone yang salah. Hal ini berkaitan dengan volume suara dan jarak dengar.

"Semakin HP ditempelkan ke telinga, maka semakin melekat mengenai liang telinga. Efeknya semakin besar yang menyebabkan terjadi peningkatan bunyi atau resonansi, " ujar spesialis T.H.T. tamatan UGM Yogyakarta ini. Semakin lama menggunakan HP, kata Dokter Eka, maka semakin lama bunyi bising yang menyebabkan kelelahan otot. "Menggunakan HP hendaknya bergantian pada telinga kanan dan kiri. Sama halnya dengan olahraga berjalan atau lari. Semakin jauh akan terasa capek dan otot pegal. Ada masanya untuk istirahat bagi otot pendengaran," ujarnya.

Selain itu, lanjut Dokter Eka, perlu diwaspadai efek samping gelombang elektromagnetik yang dipancarkan HP. Radiasi telepon gengam berakibat buruk terhadap tubuh manusia. Ia menyebutkan radiasi HP memancarkan 215 kali perdetik masuk ke sel-sel otak mengenai DNA dalam sel. Tiap HP memancarkan 900 Mhz-1800 Mhz. Untungnya, kata Dokter Eka ini, manusia memiliki sawar darah otak yang melindungi paparan radiasi ini. Jika memungkinkan sebaiknya gunakan peralatan hands-free untuk mendengarkan suara lewat HP. Anak-anak usia dibawah 8 tahun sangat rentan terhadap pancaran radiasi ini, sehingga sangat disarankan belum waktunya menggunakan HP.

Ia menyarankan malam hari sebaiknya HP dimatikan. Jika tetap menyala, sebaiknya diletakkan di luar kamar tidur, agar gelombang elektromagnetik tidak menyerang organ otak manusia. Lapisi HP dengan aluminium agar memroteksi gelombang elektromagnetik. "Efek samping yang ditimbulkan gelombang elektromagnetik ini, sulit tidur, pusing, telinga mendenging, dan daya tahan tubuh menurun," jelasnya.

Untuk mencegah radiasi gelombang elektromagnetik kata Dokter Eka, jangan gunakan HP terlalu dekat dengan liang telinga, berikan jarak secukupnya. Untuk batas jarak masih dalam penelitian dokter Eka. Jangan gunakan HP terlalu lama disamping panas yang disebabkan baterai HP, gelombang elektromagnetik juga memberi efek kurang baik. Makan makanan yang mengandung vitamin untuk saraf seperti B1, B6, B 12 yang banyak terkandung pada kacang-kacangan, tahu, tempe, kacang panjang, taoge.

Untuk mengurangi paparan gelombang elektromagnetik, dapat dipilih HP jenis CDMA dengan frekuensi 125 Mhz, karena radiasinya lebih kecil.

Ia menilai kebiasaan mendengarkan musik menggunakan earphone/walkman sudah menjadi trend anak muda. Bahkan tak jarang earphone juga digunakan untuk menerima telepon. "Earphone menempel langsung di liang telinga. Artinya terjadi kelipatgandaan resonansi. Sebagai contoh HP memiliki kebisingan 80 dB (desibel). Jika mengunakan earphone kebisingannya menjadi bertambah 1, 6 kali. Efeknya tentu lebih berat," kata Dokter Eka.

Gejala awal akan muncul keluhan mendenging. Menurut Dokter Eka, saraf di telinga tengah mengeluh memberi respon bahwa adanya gangguan. Jika cepat direspon dengan mengistirahatkan pendengaran, mungkin saja segera dapat pulih kembali. Namun, jika tidak ditangani dengan cepat, maka muncul gangguan pendengaran menetap atau tuli.

Menurutnya ada perbedaan arti mendenging dengan mendengung. Mendenging artinya kebisingan yang mengenai telinga bagian dalam. Jika tidak segera ditangani akibatnya tuli. Sementara mendengung hanya mengenai telinga luar yakni tertutupnya saluran tuba eustakhius karena perubahan tekanan.

Salah satu kasus dampak negatif earphone dituturkan Dokter Eka. Seorang perempuan melakukan perjalanan dari Bangkok ke Jakarta. Dalam pesawat ia mengunakan earphonedari Bangkok hingga tiba di Jakarta selama 3 jam perjalanan. Setibanya di bandara Sukarno Hatta, ia melepas earphone-nya, namun ia tidak dapat mendengar suara. Malah hanya terdengar suara mendenging. Akhirnya dengan terpaksa ia harus menjalani rawat inap selama tiga hari di RS THT Jakarta.

Akhirnya kondisi pendengarannya mulai membaik, namun sayang fungsi pendengarannya tidaklah sebagus sebelumnya. "Ada ketentuan jika tingkat kebisingan lebih dari 100 dB, tidak boleh terpapar lebih dari 2 jam. Lebih dari itu, genderang telinga rusak. Inilah yang dialami gadis itu," jelasnya.

Kebisingan suara mempunyai satuan dB. Batas kebisingan normal adalah 85 dB. Lebih dari itu sudah tergolong bising yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Beberapa contoh penelitian dikutip Dokter Eka seperti kebisingan Jalan Diponegoro Denpasar 80 dB, musik rock 100 dB, suara pesawat dan helikopter 120 dB.

"Suara yang masuk ke telinga ditahan otot-otot kecil di telinga tengah yang memegang genderang telinga, agar tidak bergetar terlalu keras. Kalau ini lolos, dan otot lelah ia akan masuk ke telinga dalam yang mengakibatkan rusaknya sel rambut di dalam telinga dalam yang merupakan organ pendengaran," jelasnya.

Untuk meredam kebisingan, hal yang penting dilakukan adalah mengistirahatkan pendengaran. Dokter Eka sudah melakukan penelitian tentang jam kerja yang baik yakni 6 jam perhari selama 5 hari mulai hari Senin hingga Jumat, dan libur dua hari yakni Sabtu dan Minggu.

Ia menyarankan sepulang bekerja pada malam hari sebaiknya istirahatkan pendengaran. "Jangan lagi menonton TV atau mendengarkan musik. Gunakan hari Sabtu dan Minggu untuk mengistirahatkan pendengaran sehingga hari Senin siap beraktivitas lagi," sarannya.

Pengobatan gangguan pendengaran kata Dokter Eka, disebut periode emas yakni batas waktu tuli dengan pengobatan. Artinya, makin cepat diobati makin baik sehingga tingkat kesembuhannya semakin besar.

Pengobatannya juga tidak mudah karena harus menjalani rawat inap. "Bagian telinga dalam hanya dilalui satu pembuluh darah. Kalau terkena kebisingan pembuluh darah menjadi stres dan menguncup, sehingga telinga dalam tidak ada suplai makanan sehingga obat harus dimasukkan lewat infus. Ini hanya bisa dilakukan dengan rawat inap di RS," ungkap Dokter Eka.

Menurut Dr Imre Fejes, juru bicara tim peneliti konsrnetrasi dan kulaitas sperma pada pria yang terkena radiasi telepon genggam berkepanjangan lebih buruk ketimbang sperma pada pria yang jarang menenteng-nenteng telepon seluler. Penemuan baru saat ini menunjukkan bahwa gelombang radio yang dipancarkan HP bias nerusak struktur DNA manusia.

Penelitian ini dilakukan oleh 12 lembaga reset, 7 diantaranya ada di Eropa selama 4 tahun. 1996, Universitas of Washington, Seattle menemukan bahwa EMR dalam bentuk energi gelombang radio rendah terbukt bias merusak DNA. Kelompok risetb Jerman, Verum mencoba mempelajari efek radiai HP terhadap sel-sel tubuh manusia. Hasilnya sel-sel tubuh yang terkena paparan gelombang elektromagnetik seperti pada HP mengalami kerusakan yang signifikan. Bahkan mutasi sel-sel ini bisa menjadi penyebab timbulnya kanker. Pancaran radiasi yang digunakan dalam penelitian berada pada level 0,3-2 watt/kg, sementara pada HP memancarkan sinyal radio atau SAR (Spesifik Absortion Rate) yang berada pada level 2 watt/kg. Beberapa akibat buruk yang biasa terjadi pada tubuh manusia menurut sejumlah penelitian antara lain meningkatkan resiko terkena tumor telinga , kanker otak, berpengaruh buruk pada jaringan otak, mengakibatkan meningioma, neurioma akustik, acoustic melanoma dan kanker ludah.

Sebenarnya semua handphone yang beredar masih bias dkategorikan "aman" karena tingkat SAR-nya masih dibawah 1,6 watt/kg. Meskipun demikian ada beberapa orang yang merasa agak pusing atau telinganya panas setelah menggunakan handphone-handphone yang dikategorikan "aman" tersebut. Jadi yang betul-betul aman (bukan sekedar aman saja) adalah tingkat radasinya dibawah 1 watt/kg. Maka dari itu untuk memisahkan yang "aman" dan yang "betul-betul aman", dibuatlah tabel dibawah ini. Untuk lebih jelasnya lihat pengaruh posisi antenna terhadap resiko kanker otak.

Beberapa institusi juga menyatakan bahwa radiasi dari penggunan HP tidak berbahaya. Dan memang radiasi HP tersebut, yang tergolong gelombang RF, tidak cukup berbahaya. Tapi bukan berarti kemungkinan adanya efek samping tidak ada. Radiasi RF pada level tinggi dapat merusak jaringan tubuh. Radiasi RF punya kemampuan untuk memanaskan jaringan tubuh seperti oven microwave memanaskan makanan. Dan radiasi tersebut dapat merusak jaringan tubuh, karena tubuh kita tidak diperlengkapi untuk mengantisipasi sejumlah panas berlebih akibat radiasi RF. Penelitian lain menunjukkan radiasi non-ionisasi (termasuk gelombang RF) menimbulkan efek jangka panjang.

Sungguh tragis mendapati bahwa handphone (HP) yang setiap hari kita pakai ternyata memiliki radiasi yang cukup mematikan dalam jangka panjang kita tidak berhati-hati menggunakannya. Yang juga mengejutkan adalah radiasi HP ternyata juga bias dipakai untuk mematangkan sebutir telur seperti microwave.

Untuk membuktikannya, dibutuhkan:
  • 1 butir telur dan 2 HP. Telur diletakkan di tengah-tengah kedua HP.
  • 65 menit percakapan ke 2 HP tersebut.
  • Buktikan!!! Telur tersebut telah matang dan siap dimakan. Otak kita jg akan menjadi matang bila terus menerus ditempelkan pada HP. Otak dan telur sama-sama mengandung jumlah air dan protein.
  • Mulailah panggilan antara kedua HP selama kurang lebih 65 menit
  • 15 menit tidak terjadi apa-apa
  • Setelah 25 menit telur mulai hangat, setelah 45 menit, buktikan sendiri!
Pada HP terdapat istilah transmitter yang mengubah suara menjadi gelombang sinusoidal kontinu yang kemudian dipancarkan keluar melalui antenna dan gelombang ini berfluktuasi melalui udara. Gelombang RF (radio frequency) inilah yang menimbulkan radiasi elektromagnetik.

Berikut beberapa penyakit dan kelainan yang berpotensi timbul karena radiasi HP:
  1. Kanker
  2. Tumor otak
  3. Alzheimer
  4. Parkinson
  5. Fatigue (terlalu capai)
  6. Sakit kepala
Penelitian yang berbeda menghasilkan hasil yang berbeda. Ada yang menyatakan radiasi HP lebih banyak menyebabkan kanker dan kelainan. Ada yang menyatakan bahwa radiasi HP tidak berhubungan dengan kanker. Terlepas dari mana yang benar atau salah tentu kita sebaiknya perlu untuk bersikap waspada dan mengantisipasi.

Tips Mengurangi Efek Radiasi Ponsel :
  1. Gunakan headset atau headphone nirkabel (wireless) dengan emitor bluetooth berdaya rendah.
    Cara ini menjauhkan pemancar sinyal dari otak di kepala, namun tidak bisa mencegah risiko impotensi selama masih dikantongi di celana. Perangkat bebas genggam nirkabel, misalnya bluetooth juga masih memancarkan radiasinya sendiri meski lebih sedikit.
  2. Usahakan menjauhkan ponsel setidaknya 1 inci/ 2,5 cm dari tubuh Anda.
    Jangan terlalu sering meletakan hp dekat ginjal, jantung dan kantung celana. bila ponsel melekat seharian di tubuh Anda, letakkan dengan layar menghadap ke dalam. Bila tak digunakan sebaiknya taruh di tas atau dompet.
  3. Jangan simpan ponsel di kantong baju atau celana
    Otak bukan satu-satunya organ tubuh manusia yang terpengaruh oleh radiasi ponsel. Untuk mengurangi risiko tersebut, ada baiknya ponsel disimpan di tas kecil yang bisa dijinjng ke mana-mana. Karena, baru-baru ini ilmuwan Hongaria menyimpulkan, pria yang terlalu sering menyimpan handphone-nya di pinggang atau saku celana akan mengalami masalah kesuburan. Juga bebarapa penelitian membuktikan, radiasi bisa mempengaruhi kualitas sperma pria dan meningkatkan risiko kanker payudara pada wanita.
  4. Bila memungkinkan, gunakan ponsel dalam kondisi sinyal terkuat.
    Semakin lemah sinyal, semakin banyak frekuensi radio yang digunakan agar bisa terhubung.
  5. Kirim SMS saja ketimbang menelepon bila memungkinkan.
    Radiasi SMS lebih rendah ketimbang berbicara. Mengirim SMS juga menjauhkan radiasi dari kepala Anda. Radiasi yang dipancarkan saat berkirim pesan singkat lebih sedikit dibandingkan saat menerima atau melakukan panggilan suara. Selain itu, posisi ponsel saat berkirim pesan berada lebih jauh dari kepala dibandingkan saat telepon.
  6. Jangan simpan ponsel di bawah bantal
    Meski sedang tidak digunakan, ponsel dalam posisi stand by (tetap menyala) masih memancarkan radiasi agar selalu terhubung dengan jaringannya. Meletakkan ponsel di bawah bantal saat tidur akan mendekatkannya dengan kepala sehingga otak akan terpapar radiasi sepanjang malam.
  7. Jauhkan ponsel dari bayi dan jauh dari perut jika Anda tengah hamil.
    Otak janin dan bayi paling rentan terhadap radiasi.
  8. Bacalah petunjuk pengguna untuk mengetahui rincian lebih lanjut dan tindakan pencegahan dari bahaya radiasi.
  9. Kurangi menelpon menggunakan HP dalam gedung.
  10. Kurangi atau jauhkan pemakaian untuk anak-anak.
  11. Gunakan hp yang radiasinya dibawah level kelayakan
  12. Gunakan casing (tutup) antiradiasi
Berbagai produk untuk mengurangi radiasi ponsel banyak ditawarkan di pasaran, mulai dari stiker antiradiasi hingga casing khusus untuk ponsel cerdas yang radiasinya cukup tinggi. Sebuah pengujian independen yang dilakukan majalah Wired menunjukkan, beberapa merek casing antiradiasi mampu mengurangi radiasi hingga 66,7 persen.

Walau demikian, tak perlu kita merasa cemas secara berlebihan. Radiasi yang ditimbulkan oleh ponsel, daya rusaknya tidak sebesar radiasi yang ditimbulkan oleh radioaktif. Tapi, perlu kita pertimbangkan juga bahwa sekecil apapun efek yang kita terima, kalau mengenai secara terus menerus, akan mengakibatkan gangguan yang dahsyat juga nantinya.

(dari berbagai sumber)

Minggu, 19 Mei 2013

Hari-Hari Penting Kesehatan

Berikut ini tanggal/hari penting yang berhubungan dengan kesehatan :
  • 15 Januari Hari Kanker Anak
  • 25 Januari Hari Gizi Nasional
  • 27 Januari Hari Kusta Se-Dunia
  • 4 Februari Hari Kanker Se-Dunia
  • 24 Maret Hari Tubercolusis Se-Dunia
  • 7 April Hari Kesehatan Se-Dunia
  • 8 April Hari Anak-Anak Balita
  • 10 April Hari Malaria Se-Dunia
  • 11 April Hari Kanker Se-Dunia
  • 17 April Hari Hemofilia Se-Dunia
  • 18 April Hari Diabetes Nasional
  • 22 April Hari Demam Berdarah
  • 24 April Hari Imunisasi
  • 1 Mei Hari Asma Se-Dunia
  • 8 Mei Hari Palang Merah Se-Dunia
  • 10 Mei Hari LUPUS Se-Dunia
  • 29 Mei Hari Lanjut Usia Nasional
  • 31 Mei Hari Tanpa Tembakau Sedunia
  • 1 Juni Hari Susu Sedunia
  • 14 Juni Hari Donor Darah Sedunia
  • 24 Juni Hari Bidan Sedunia
  • 26 Juni Hari Anti Narkoba Sedunia
  • 29 Juni Hari Keluarga Nasional
  • 17 Juli Hari Saka Bhakti Husada
  • 23 Juli Hari Anak Nasional
  • 1 Agustus Hari Remaja Asia
  • 1 s/d 7 Agustus Pekan ASI Sedunia
  • 15 September Hari Peduli Limfoma Sedunia
  • 16 September Hari Pangan Nasional
  • 17 September Hari Palang Merah Indonesia
  • 24 September Hari Jantung Sedunia
  • 28 September Hari Rabies Sedunia
  • 30 September Hari Hati Sedunia
  • 4 s/d 12 Oktober Pekan Peduli Hepatitis B
  • 9 Oktober Hari Penglihatan Sedunia
  • 10 Oktober Hari Kesehatan Jiwa Sedunia
  • 15 Oktober Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia
  • 16 Oktober Hari Pangan Sedunia
  • 18 Oktober Hari Menopause Sedunia
  • 20 Oktober Hari Osteopoorosis Sedunia
  • 24 Oktober Hari Dokter Nasional
  • 12 November Hari Kesehatan Nasional
  • 14 November Hari Diabetes Sedunia
  • 15 November Hari Penyakit Paru
  • 28 November Hari Menanam Pohon Indonesia
  • 1 Desember Hari AIDS
  • 3 Desember Hari Penyandang Cacat Sedunia
  • 5 Desember Hari Relawan Sedunia
  • 9 Desember Hari Anti Korupsi Sedunia
  • 20 Desember Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional
  • 22 Desember Hari Ibu
  • 27 Desember Hari Kesatuan Gerak PKK
  • 28 Desember Hari Kusta Sedunia

Samarinda Menuju Kota Layak Anak

Anak sebagai aset masa depan bangsa selayaknya mendapatkan hak-haknya termasuk hak mendapatkan gizi yang baik demi kesehatannya. Sehat yang dimaksud yaitu sehat secara jasmani dan sehat secara rohani. Kesehatan anak wajib diberikan oleh orang tua mulai dari dalam kandungan sampai anak tersebut dewasa.
Gizi yang baik didapatkan dari makanan yang sehat, dahulu dikenal dengan 4 sehat 5 sempurna namun sekarang disempurnakan menjadi gizi seimbang dimana makanan berguna sebagai sumber zat tenaga, pembangun, dan pengatur yang mengandung karbohidrat, protein, vitamin, lemak, dan mineral.
Materi Gizi untuk Kesehatan Anak dan Remaja ini disampaikan oleh Kepala Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan Keluarga dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Samarinda dr.Melliyani Agustini dalam kegiatan Sosialisasi Samarinda menuju Kota Layak Anak (KLA) yang dilaksanakan di Kelurahan Karang Anyar Kecamatan Sei Kunjang Kota Samarinda pada hari Kamis (15/12).

Disampaikan pula oleh dr.Melliyani mengenai pentingnya mencegah kehamilan dini pada usia remaja atau kurang dari 20 tahun beserta resikonya seperti anemia, bayi lahir kurang bulan, berat badan lahir rendah, serta perdarahan pada ibu hamil dan melahirkan.
Disaksikan oleh Sekretaris Camat Sei Kunjang Samlian Noor, Ketua TP PKK Samarinda Hj.Puji Syaharie Jaang mencanangkan Jam Wajib Belajar Anak dengan penyerahan kentongan secara simbolis kepada beberapa Tokoh Masyarakat di Kelurahan Karang Anyar.
Jam Wajib Belajar dimaksudkan membiasakan anak usia sekolah yaitu usia kurang dari 18 tahun untuk senantiasa berada di rumah dan beraktifitas untuk belajar pada jam 7-9 malam setiap hari sekolah, ditandai dengan pemukulan kentongan sebagai tanda dimulainya jam wajib belajar.
Pencanangan Jam Wajib Belajar ini sebagai rangkaian visi Kota Samarinda menuju Kota Layak Anak, dimana Samarinda sebagai ibukota propinsi Kalimantan Timur dipilih oleh Gubernur Kalimantan Timur H.Awang Faroek untuk digalakkan sebagai Kota Layak Anak.

Prosedur Standar Penanganan Pasca Terjadi Kasus Positif Flu Burung

Sebagai bagian dari prosedur standar penanganan Flu Burung, apabila terdapat seorang kasus yang telah terbukti positif terinfeksi H5N1 pada hasil pemeriksaan Polymirasea Chain Reaction (PCR), maka orang yang berada di sekitarnya, terutama yang pernah memiliki riwayat kontak dengan pasien, akan diawasi
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL) Kementerian Kesehatan RI, Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP(K), mengenai Prosedur Standar Penanganan setelah ada kasus Flu Burung.
Dijelaskan oleh Prof. dr. Tjandra, pengawasan ini meliputi Penjelasan tentang gejala dan penularan Flu Burung; Pemeriksaan suhu setiap hari, bila diperlukan; Pengambilan sampel untuk diperiksa di laboratorium, pada sebagian kasus; Pengawasan ketat dilakukan sampai 1 atau 2 kali masa inkubasi; dan dapat diberikan obat pencegahan/profilaksis, berupa Oseltamivir 1×1 tablet. Di samping itu, tindakan pencegahan penularan lainnya, apabila benar-benar diperlukan, baru dilakukan karantina.
Menanggapi kasus Flu Burung yang meninggal di wilayah Jakarta Utara beberapa hari lalu, Prof. dr. Tjandra menyampaikan bahwa telah dilakukan prosedur penanganan Flu Burung.
“Ada belasan kontak di lingkungan tempat tinggal yang diawasi dengan cermat, mendapat obat pencegahan/profilaksis, dan ada pula yang diperiksa sampelnya”, jelas Prof. Tjandra.

Dalam proses pengawasan, ditemukan  seorang anak perempuan (5 tahun) yang mengalami demam, maka yang bersangkutan langsung dibawa ke RS Persahabatan. Setelah dilakukan observasi di ruang isolasi selama beberapa hari, hasil PCR beberapa kali terbukti negatif. Saat ini, anak tersebut sudah tidak dirawat di ruang isolasi dan dipindahkan ke ruang perawatan biasa. Selain itu, seorang pemuda (19 tahun) saat ini masih menunggu kepastian hasil PCR. Namun, berdasarkan hasil pemeriksaan awal, diketahui negatif, tambah Prof. Tjandra.
“Kedua kasus di atas bukan Flu Burung. Keluhan dan gejalanya ringan, mereka dimasukkan ke rumah sakit, semata-mata sebagai bentuk kewaspadaan karena mereka pernah memiliki riwayat kontak dengan pasien positif Flu Burung. Selain itu, hasil pemeriksaan sampel kontak yang lain, sampai hari ini juga menunjukkan hasil negatif”, tegas Prof. dr. Tjandra.
Ditambahkan, sejauh ini semua prosedur baku penanganan Flu Burung pada manusia terus dijalankan sesuai standar yang ada, termasuk upaya pencegahan penularan lanjutan, seperti kasus yang terjadi di Jakarta Utara.
Di samping itu, pihak Dinas Peternakan atau Kesehatan Hewan juga aktif melakukan langkah-langkah antisipatif. Selain itu, baik di tingkat Kementerian Kesehatan maupun di tingkat Dinas Kesehatan Provinsi, selalu berkoordinasi antara bidang kesehatan, pertanian, peternakan dan kesehatan hewan.
Sesuai prosedur dalam International Health Regulation (IHR), Prof. dr. Tjandra telah melaporkan kasus PCR (+) ini ke WHO. Seperti yang tercantum pada website WHO,  saat ini di awal tahun 2012, terdapat 3 laporan kasus positif avian influenza (AI) di dunia, yaitu tanggal 5 Januari dari China dan Egypt, dan tanggal 10 Januari dari Indonesia.
“Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI”

Bahaya bergadang? Penemuan Terbaru Mengenai Kanker Hati! Jangan Tidur Terlalu Malam

Para dokter di National Taiwan Hospital baru-baru ini mengejutkan dunia kedokteran karena ditemukannya kasus seorang dokter muda berusia 37 tahun yang selama ini sangat mempercayai hasil pemeriksaan fungsi hati (GOT, GPT), tetapi ternyata saat menjelang Hari Raya Imlek diketahui positif  menderita  kanker hati sepanjang 10 cm Selama ini hampir semua orang sangat bergantung pada hasil indeks pemeriksaan fungsi hati (Liver Function Index). Mereka menganggap bila pemeriksaan menunjukkan  hasil index yang normal berarti semua OK. Kesalahpahaman macam ini ternyata  juga dilakukan oleh banyak dokter spesialis. Benar-benar mengejutkan, para dokter yang seharusnya memberikan pengetahuan yang benar pada masyarakat umum, ternyata memiliki pengetahuan yang tidak benar. Pencegahan kanker hati harus dilakukan dengan yang benar.
Tidak ada jalan lain kecuali mendeteksi dan mengobatinya sedini mungkin, demikian kata dokter Hsu Chin  Chuan. Tetapi ironisnya, ternyata dokter yang menangani kanker hati juga bisa memiliki pandangan yang  salah, bahkan menyesatkan masyarakat, inilah penyebab terbesar kenapa kanker  hati sulit untuk disembuhkan. Saat ini ada seorang pasien dokter Hsu yang mengeluh bahwa selama satu  bulan terakhir sering mengalami sakit perut dan berat badannya turun sangat banyak. Setelah dilakukan pemeriksaan supersound baru diketemukan adanya kanker hati yang sangat besar, hampir 80% dari livernya (hati) sudah termakan habis. Pasien sangat terperanjat, Bagaimana mungkin? Tahun lalu  baru melakukan medical  check-up dan hasilnya semua normal. Bagaimana mungkin hanya dalam waktu satu tahun yang relatif singkat bisa tumbuh kanker hati yang demikian besar? Ternyata check-up yang dilakukannya hanya memeriksa fungsi hati.
Hasil pemeriksaan juga menunjukkan normal. Pemeriksaan fungsi hati adalah salah satu item pemeriksaan hati yang paling dikenal oleh masyarakat. Tetapi item  ini pula yang paling disalahpahami oleh masyarakat kita (Taiwan).
Pada umumnya orang beranggapan bahwa bila hasil index pemeriksaan fungsi hati menunjukkan angka normal berarti tidak ada masalah dengan hati. Tetapi pandangan ini mengakibatkan munculnya kisah-kisah sedih karena Hilangnya kesempatan mendeteksi kanker sejak stadium awal. Dokter Hsu mengatakan, GOT dan GPT adalah enzim yang paling banyak ditemui di dalam sel-sel hati. Bila terjadi radang hati atau karena satu dan sebab lain sehingga sel-sel hati mati, maka GOT dan GPT akan lari keluar. Hal ini menyebabkan kandungan dan GPT di dalam darah meningkat. Tetapi tidak adanya peningkatan angka GOT dan GPT bukan berarti tidak terjadi pengerasan pada hati atau tidak adanya kanker hati. Bagi banyak para penderita radang hati, meski kondisi radang hati mereka telah berhenti, tetapi dalam hati (liver) mereka telah terbentuk serat-serat dan pengerasan hati. Dengan terbentuknya pengerasan hati, maka akan  mudah sekali untuk timbul kanker hati. Selain itu, pada stadium awal kanker hati, index hati juga tidak akan mengalami kenaikan. Karena pada masa-masa pertumbuhan kanker, hanya sel-sel di sekitarnya yang diserang sehingga rusak dan mati. Karena kerusakan ini hanya secara skala kecil maka angka GOT dan GPT mungkin masih dalam batas normal, katakanlah naik pun tidak akan terjadi kenaikan yang tinggi. Tetapi oleh karena banyak orang yang tidak mengerti akan hal ini sehingga berakibat terjadilah  banyak kisah sedih. Penyebab utama kerusakan hati adalah :
1.      Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang adalah penyebab paling utama.
2.      Tidak buang air di pagi hari.
3.      Pola makan yang terlalu berlebihan.
4.      Tidak makan pagi.
5.      Terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan.
6.      Terlalu banyak mengkonsumsi bahan pengawet, zat tambahan, zat pewarna, pemanis buatan.
7.      Minyak goreng yang tidak sehat.  Sedapat mungkin kurangi penggunaan minyak goreng saat menggoreng makanan, hal ini juga berlaku meski menggunakan minyak goreng terbaik sekalipun seperti olive oil. Jangan mengkonsumsi makanan yang digoreng bila kita dalam kondisi penat, kecuali dalam kondisi  tubuh yang fit.
8.      Mengkonsumsi masakan mentah (sangat matang) juga menambah beban hati.Sayur mayur dimakan mentah atau dimasak matang 3/ 5 bagian. Sayur yang digoreng harus dimakan habis saat itu juga, jangan disimpan. Kita harus melakukan pencegahan dengan tanpa mengeluarkan biaya tambahan.Cukup atur gaya hidup dan pola makanan sehari-hari.
Perawatan dari pola makan dan kondisi waktu sangat diperlukan agar tubuh kita dapat melakukan penyerapan dan pembuangan zat-zat yang tidak berguna sesuai dengan jadwalnya.  Sebab:
  • Malam hari jam 9 – 11 : adalah pembuangan zat-zat tidak berguna/ beracun (de-toxin) di bagian sistem antibodi (kelenjar getah bening). Selama durasi waktu ini seharusnya dilalui dengan suasana tenang atau mendengarkan musik. Bila saat itu seorang ibu rumah tangga masih dalam kondisi yang tidak santai seperti misalnya mencuci piring atau mengawasi anak belajar, hal ini dapat berdampak negatif bagi kesehatan.
  • Malam hari jam 11 – dini hari jam 1 : saat proses de-toxin di bagian hati, harus berlangsung dalam kondisi tidur pulas.
  • Dini hari jam 1 – 3 : proses de-toxin di bagian empedu, juga  berlangsung  dalam kondisi tidur.
  • Dini hari jam 3 – 5 : de-toxin di bagian paru-paru. Sebab itu akan terjadi batuk yang hebat bagi penderita batuk selama durasi waktu ini. Karena proses  pembersihan (de-toxin) telah mencapai saluran pernafasan, maka tak Perlu minum obat batuk agar supaya tidak merintangi proses pembuangan kotoran.
  • Pagi jam 5 – 7 : de-toxin di bagian usus besar, harus buang air di kamar kecil.
  • Pagi jam 7 – 9 : waktu penyerapan gizi makanan bagi usus kecil, harus makan pagi. Bagi orang  yang sakit sebaiknya makan lebih pagi yaitu sebelum jam 6:30. Makan pagi sebelum jam 7:30 sangat  baik bagi mereka yang ingin  menjaga kesehatannya. Bagi mereka yang tidak makan pagi harap merubah  kebiasaannya ini, bahkan masih lebih baik terlambat makan pagi hingga jam 9-10 daripada tidak makan sama sekali. Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang akan mengacaukan proses pembuangan zat-zat tidak  berguna. Selain itu, dari tengah malam hingga pukul 4 dini hari adalah waktu bagi sumsum tulang belakang untuk memproduksi darah. Sebab itulah, tidurlah yang nyenyak dan jangan begadang.

MENULAR (PTM) LANGKAH CERDIK MENCEGAH PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)

Untuk menanggulangi Penyakit Tidak Menular, diperlukan langkah CERDIK, yaitu Cek kesehatan secara berkala; Enyahkan asap rokok; Rajin beraktifitas fisik; Diet yang baik dan seimbang;Istirahat yang cukup; dan Kelola stress.
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL) Kemenkes RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama  SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, pada pembukaan kegiatan Pertemuan Project Management Course of Tobacco Control, di Bandung (3/7). Peserta pertemuan terdiri dari petugas Dinas Kesehatan, LSM dan Universitas dari berbagai kota di Indonesia.
Dalam sambutannya, Prof. dr. Tjandra menyatakan bahwa Rokok merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit tidak menular (PTM) yang menyebabkan penyakit dan adiksi (ketagihan). Aspek “kebiasaan” atau “budaya” juga disebut-sebut menjadi hal yang mempengaruhi masih sulitnya mengubah perilaku merokok di masyarakat.
Menurut Prof. dr. Tjandra, metode penanggulangan masalah merokok sudah teruji. Namun, masih dibutuhkan upaya perluasan dan konsistensi di dalam penerapannya. Hingga saat ini, pendapat-pendapat “berbeda” seringkali muncul dan harus segera ditangani dengan peningkatan pengetahuan, advokasi, komunikasi sosial, dan melibatkan sebanyak mungkin tokoh dan komponen masyarakat.
Pada kesempatan tersebut, Prof. dr. Tjandra mengharapkan agar hasil yang didapatkan dari pelatihan tersebut dapat diterapkan di lingkungan para peserta pertemuan, dan dibuat indikator proses dan output keberhasilannya.
“Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI

Diberdayakan oleh Blogger.